Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru Indonesia

Berbagai jenis sastra, mulai dari naskah lontar, kakawin (puisi epik Jawa), hikayat Melayu, babad, dan lainnya, termasuk karya sastra yang ditulis sebelum abad ke-20, terutama sebelum Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda pada tahun 1945. Karya sastra lama ditulis dalam bahasa Jawa, Kawi, dan Melayu. Bahasa-bahasa ini menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia di masa itu. Ada ajaran moral, cerita heroik, dan kisah cinta di dalamnya, yang seringkali menjadi inspirasi bagi penulis kontemporer. Salah satu karya sastra kuno yang diceritakan tentang seorang penulis Melayu bernama Abdullah, Hikayat Abdullah menceritakan tentang perdagangan, keluarga, dan kehidupan sehari-hari orang Melayu pada abad ke-19.

Apa itu Sastra?

Sastra adalah karya seni yang menyampaikan ide, emosi, dan gagasan dengan menggunakan kata-kata, bahasa, dan ekspresi sastrawi. Karya seni ini adalah produk kreatif manusia dalam bentuk tulisan yang memiliki makna lebih dari sekadar kata-kata itu sendiri. Berbagai jenis tulisan, seperti puisi, prosa, drama, dan esai, termasuk dalam kategori sastra. Sastra memiliki banyak manfaat, seperti menghibur, memberi pelajaran, menginspirasi, atau mendorong pemikiran. Selain itu, sastra sering mencerminkan nilai-nilai, pengalaman, dan budaya masyarakat tertentu. Karakter-karakter yang kompleks, cerita-cerita yang mendalam, dan bahasa yang indah adalah semua hasil dari pemikiran dan perasaan penulis. Sastra bukan hanya kumpulan kata-kata; karya seni ini adalah jendela ke dalam kompleksitas manusia dan dunia di sekitarnya, dan ia terus berkembang seiring perkembangan budaya dan zaman.

Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru Indonesia

Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara sastra baru dan sastra lama Indonesia, yang mencakup berbagai aspek, seperti konteks sejarah, bahasa, tema, dan gaya.

1. Konteks Sejarah

Sastra Lama: Sastra Indonesia kuno muncul sebelum dan selama penjajahan Belanda, yang berlangsung selama beberapa abad. Karya-karya ini biasanya dipengaruhi oleh budaya Jawa, Melayu, dan Hindu-Buddha. Sastra Baru: Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1945, literatur baru muncul di Indonesia. Ia menunjukkan bagaimana masyarakat, politik, dan budaya berubah setelah kemerdekaan, serta dampak modernisasi dan era globalisasi.

2. Bahasa

Sastra Lama: Bahasa Kawi, bahasa Jawa klasik, atau bahasa Melayu klasik adalah bahasa yang sering digunakan dalam karya sastra lama. Namun, bahasa ini jarang digunakan dalam karya sastra modern. Sastra Baru: Bahasa Indonesia adalah bahasa utama dalam karya sastra baru Indonesia, yang telah menjadi bahasa nasional dan digunakan oleh mayoritas orang Indonesia.

3. Tema dan Isi

Sastra Lama: Dalam literatur lama, cerita epik, mitos, dan legenda yang terkait dengan kepercayaan Hindu-Budha dan adat istiadat lokal sering dibahas. Karya-karya ini sering membahas tema cinta, kepahlawanan, dan etika. Sastra Baru: Banyak tema dibahas dalam sastra baru Indonesia, termasuk perjuangan nasional, modernitas, masalah sosial, politik, dan perubahan budaya dan identitas. Selain itu, Sastra Baru lebih inklusif dan menyampaikan berbagai perspektif dan pengalaman dari masyarakat Indonesia modern.

4. Gaya Penulisan

Sastra Lama: Sastra lama Indonesia biasanya ditulis dengan gaya yang formal, penuh dengan simbolisme dan bahasa kiasan. Sastra Baru: Gaya penulisan yang digunakan dalam sastra baru biasanya lebih beragam, lebih memungkinkan eksperimen bahasa, dan lebih mudah diakses oleh pembaca kontemporer.

5. Pengaruh dan Perkembangan

Sastra Lama: Berbagai tema, karakter, dan gaya yang ada dalam sastra modern terus mempengaruhi karya-karya saat ini, sastra lama Indonesia memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan sastra modern Indonesia. Sastra Baru: Sastra Indonesia terus berkembang dan mencerminkan perubahan dalam budaya, sosial, dan politik Indonesia. Selain itu, Sastra Baru menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana sastra Indonesia telah berkembang sepanjang sejarah dan budaya negara. Setiap karya sastra Indonesia, baik yang baru maupun yang lama, memiliki nilai dan arti yang berbeda dalam perkembangan karya sastra Indonesia.

Sampoerna University

Sampoerna University adalah sebuah universitas terakreditasi penuh di Indonesia yang menawarkan pilihan terbaik bagi mereka yang mencari pendidikan internasional unggul. Kami adalah universitas swasta, non-denominasi, nirlaba yang berlisensi dan terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Sampoerna University menawarkan berbagai program sarjana dan magister di bidang-bidang seperti bisnis, teknologi informasi, kreativitas dan desain, serta studi kelas dunia. Universitas ini menempatkan fokus pada pendekatan pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada industri, dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa berhasil dalam karir mereka. Kami berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi mahasiswa, dengan dukungan fasilitas modern dan fakultas yang berkualitas. Kami juga memberikan beasiswa dan program bantuan keuangan untuk mendukung aksesibilitas pendidikan bagi mahasiswa berprestasi. Dalam beberapa tahun sejak didirikan, Sampoerna University telah menjadi pilihan pendidikan tinggi yang menarik bagi calon mahasiswa di Indonesia. Dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif, koneksi industri yang kuat, dan fokus pada pengembangan karir, kami memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Segera daftar untuk ikut proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Admission Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail. Jadwalkan dengan kami kapanpun kamu ingin visit tour kampus on-site atau virtual!

Article

Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru Indonesia

Apa itu Sastra?