Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah salah satu tahapan dalam penelitian untuk mengambil data dari objek penelitian. Berdasarkan tekniknya, pengambilan sampel terbagi menjadi dua macam, yaitu random sampling (acak) dan non random sampling (tidak acak).-
Teknik Random Sampling atau Probability Sampling
- Simple random sampling
- Systematic random sampling
- Stratified random sampling
- Clustered random sampling
- Multistage sampling
-
Teknik Non-random Sampling
- Quota Sampling
- Purposive Sampling
- Accidental Sampling
- Systematic Sampling
- Sampling Jenuh
Perbedaan Teknik Random Sampling dan Non-Random Sampling
Random Sampling |
Non-random sampling |
Semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. | Tidak semua populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel. |
Sampel mewakili populasi sehingga bisa digeneralisasikan dengan populasi. | Sampel tidak mewakili semua populasi sehingga tidak bisa digeneralisasikan. |
-
Purposive Sampling
Pengertian Purposive Sampling menurut Ahli

-
Dana P. Turner (2020)
-
Bernard (2002)
-
Notoatmodjo (2010)
-
Sugiyono (2010)
-
Winarno (2013)
-
Arikunto (2006)
Tujuan Purposive Sampling
Berdasarkan definisinya, tujuan utama dari penggunaan purposive sampling adalah untuk mencari sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan secara khusus oleh peneliti. Selain itu, tujuan dari purposive sampling adalah untuk menjelaskan suatu permasalahan secara jelas karena sampel yang mewakili memiliki nilai representatif. Sehingga tujuan utama penelitian dapat terpenuhi. Purposive sampling ini merupakan teknik sampling yang cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, sebab peneliti kemungkinan besar sudah tahu kualitas dari informan atau responden sehingga penelitian pun juga akan semakin valid.Syarat Purposive Sampling
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar purposive sampling tetap valid untuk digunakan. Di antaranya:- Karakteristik populasi harus sesuai dengan tujuan dari penelitian.
- Sampel berdasarkan individu, kelompok, maupun wilayah harus memenuhi latar belakang yang diinginkan oleh penelitian.
- Sampel yang dipilih harus benar-benar menjadi ciri-ciri mayoritas pada populasi.
Rumus Purposive Sampling
Ada beberapa rumus yang perlu dipahami ketika menggunakan purposive sampling, rumus itu antara lain:- Semakin banyak sampel yang diambil, maka semakin baik pula hasil penelitian yang didapatkan.
- Ukuran banyaknya sampel bergantung pada pertimbangan peneliti, apakah sudah memenuhi kebutuhan dari penelitian.
- Latar belakang sampel harus memiliki karakteristik yang relevan dengan penelitian.
Jenis Purposive Sampling
Purposive sampling ini masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:-
Heterogen
-
Homogen
-
Kasus Khusus
-
Kasus Ekstrim
-
Kasus Kritis
-
Populasi Total
-
Expert Sampling
Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling
Kelebihan |
Kekurangan |
Tujuan dari penelitian cenderung mudah tercapai. | Tidak menjamin dapat mewakili populasi. |
Efisien | Tidak bisa digeneralisasikan ke populasi. |
Efektif untuk mengeksplorasi situasi yang lebih bersifat kemasyarakatan. | Sulit digunakan pada bidang tertentu. |
Teknik yang bisa menggunakan sumber data primer. | Rentan terjadi kesalahan karena penilaian sampel berasal dari peneliti sepenuhnya |
Cenderung mudah dilakukan. |
-
Metode Purposive Sampling
- Langkah pertama adalah menentukan topik dan tujuan dari penelitian.
- Kedua adalah menentukan kriteria dari sampel yang dibutuhkan secara spesifik.
- Ketiga adalah menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Tentunya harus sesuai dengan tujuan penelitian.
- Keempat, menentukan minimum sampel yang dinilai layak untuk dijadikan data dalam penelitian.
Contoh Purposive Sampling
Misalnya ketika ada penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Gaji Staf yang Diberikan Perusahaan X terhadap Kepuasan Bekerja di Perusahaan X”. Jadi peneliti ingin mencari tahu tingkat kepuasan kerja dari perusahaan X berdasarkan gaji yang diterima setiap bulan. Namun, karena karyawan di perusahaan X jumlahnya 500 orang maka peneliti akan memilih sampel dengan teknik purposive sampling. Peneliti memiliki kriteria-kriteria sampling seperti berikut ini:- Karyawan yang dipilih adalah karyawan tetap.
- Karyawan yang mengisi angket sejumlah 100 orang.
- Karyawan yang mengisi adalah karyawan yang berada pada tingkat staf.