Bagi seorang developer software, tentunya mereka ingin software yang ia develop nantinya bisa benar-benar digunakan oleh pengguna. Itulah mengapa ia membutuhkan apa yang disebut dengan metode agile.
Istilah apa itu? Secara singkat, agile adalah metode yang digunakan untuk memastikan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam hal ini, harus dipahami juga bahwa kebutuhan pengguna itu terus berubah. Perubahannya sangat dinamis.
Terkadang, software sudah dibuat namun ternyata sudah terjadi perubahan di masyarakat. Akhirnya software tidak lagi tepat untuk digunakan. Di sinilah metode agile bisa diterapkan sebagai solusi. Karena perubahan yang begitu cepat di masyarakat, diharapkan sebuah software dibuat atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Inilah tujuan dari agile methodology. Seperti yang sudah disinggung di awal, diharapkan developer tidak sia-sia dalam membuat sebuah software. Software yang ia kembangkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan menjadi solusi atas permasalahan yang pengguna hadapi.
Untuk lebih memahami lebih lanjut mengenai bagaimana penerapannya, Sampoerna University memiliki program studi Ilmu Komputer yang berfokus pada berbagai bentuk komputasi, mulai dari mikroprosesor hingga perangkat komputasi tertanam hingga laptop dan sistem desktop hingga superkomputer.
Nah, sampai sini, sudah paham kan apa itu agile?
Apakah Agile Lebih Baik daripada Waterfall Mode?
Sebenarnya, ada metode lain yang bisa kamu gunakan saat mengembangkan sebuah software. Namanya Waterfall mode. Hanya saja, sekarang ini kepopulerannya dikalahkan oleh agile. Apaka itu artinya metode agile itu jauh lebih baik?
Jawabannya tergantung pada masing-masing developer. Hanya saja, bisa dikatakan bahwa lebih banyak developer yang menggunakan metode yang satu ini daripada Waterfall Mode.
Alasannya bisa bermacam-macam. Misalnya saja, dengan menggunakan metode agile, developer bisa melakukan proses pembuatan dan pengembangan software sedikit demi sedikit namun teratur. Ia tidak harus menunggu lama ketika ada testing produk. Pasalnya, testing bisa dilakukan pada saat developing.
Bahkan, saat itu pula developer bisa mendapatkan feedback dari tester. Dari situlah ia bisa melakukan perbaikan jika diperlukan. Akhirnya, software benar-benar dikembangkan sesuai dengan kebutuhan saat itu juga.
Karena proses pengerjaannya seperti yang dijelaskan di atas, maka waktu yang dibutuhkan memang tidak jelas. Bisa saja waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan software lama lantaran banyaknya feedback dari tester. Namun, itu jauh lebih baik daripada software sudah dibuat sesuai rencana pertama tapi tidak diterima oleh masyarakat.
Software harus dibongkar total. Ini kelemahan dari Waterfall Mode yang membuat banyak developer lebih memilih metode agile.
Dari penjelasan tersebut, bagaimana menurutmu?
Baca juga: Jurusan Ilmu Komputer: Keunggulan & Prospek Kerja
Beberapa Jenis Metode Agile yang Kamu Bisa Pilih
Metode agile itu sendiri memiliki beberapa jenis. Setidaknya 5 jenis berikut ini yang paling sering digunakan oleh para developer dalam proses pengembangan software:
Metode Scrum
Dari beberapa jenis agile methodology, scrum yang paling populer. Pasalnya, metode ini bisa digunakan entah untuk project yang kecil maupun yang besar dan kompleks.
Apa yang kamu harus lakukan ketika menerapkan metode scrum ini? Kamu harus melakukan sprint. Bukan berarti kamu harus lari cepat. Ini artinya kamu harus mengerjakan pengembangan software dengan langkah yang cepat. Kamu harus lari.
Sprint biasanya dilakukan dalam waktu 1 minggu. Tentu saja ini tergantung pada seberapa besar project yang kamu tangani. Yang pasti, metode scrum membuat kamu harus berlari kencang sehingga software bisa segera dibuat setidaknya prototype-nya. Lalu dilakukan testing. Jika hasilnya bagus, software benar-benar bisa dibuat sebaik mungkin, bukan sekadar prototype.
Scaled Agile Framework
Metode agile jenis ini lebih cocok diterapkan ketika kamu sudah memiliki divisi. Setiap divisi kemudian diajak untuk berdiskusi. Saat itu pula mereka harus mengungkapkan ide yang kemudian keputusan bisa dibuat saat itu juga. Setelah diskusi selesai, setiap divisi sudah tahu apa yang segera harus dilakukan agar hasil akhirnya sesuai dengan yang semua divisi inginkan.
Lean Software Development
Untuk kamu yang mungkin tidak memiliki tim atau hanya kamu saja yang melakukan pengembangan software, kamu bisa menerapkan Lean Software Development. Ini sering juga disebut dengan MVP atau Minimum Viable Product. Ini metode agile yang tepat untuk kamu yang memiliki sumber daya manusia yang terbatas.
Kenapa demikian? Karena memang kamu tidak perlu banyak anggota yang melakukan development software. Kamu hanya perlu membuat software lalu segera lempar ke pengguna untuk mendapatkan feedback. Lakukan hal tersebut terus menerus hingga software bisa dikatakan sempurna atau sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Rational Unified Process
Metode ini membuat kamu harus melakukan 4 tahap, yaitu inception, elaboration, construction, dan transition. Tahap pertama, inception adalah tahap di mana kamu harus menentukan software seperti apa yang ingin kamu buat.
Baru kemudian kamu bisa melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu elaboration. Yaitu tahap di mana kamu mulai membuat desain interface dan lain sebagainya.
Ketika data-data penting dari elaboration sudah lengkap, selanjutnya adalah tahap implementasi atau tahap construction. Di tahap ini, harus ada hasil yang nyata, yaitu berupa software lengkap dengan fitur-fitur yang sudah kamu tentukan di dua tahap sebelumnya. Lalu, kamu bisa meminta feedback dari pengguna di tahap transition.
Extreme Programming
Namanya saja extreme. Semua pihak yang terlibat dalam project pengembangan software ini harus bekerja sangat ekstrem. Mereka harus bekerja begitu cepat mulai dari tahap planning, designing, coding, testing, hingga listening dari pengguna.
Itulah beberapa jenis metode agile yang bisa kamu terapkan. Kira-kira, mana yang akan kamu pilih?
Haruskah Kamu Menggunakan Metode Agile?
Sampai di sini, mungkin kamu masih ragu apakah ini metode yang tepat untuk kamu terapkan atau tidak. Keraguan tersebut akan hilang jika kamu tahu apa sih kelebihan dari metode agile.
Yang pasti, metode ini bisa membuat kamu tahu apakah software yang kamu kembangkan bisa diterima dengan baik oleh pengguna atau tidak. Jika kamu seorang owner, kamu akan benar-benar bisa memastikan developer yang kamu tunjuk membuatkan software sesuai dengan yang kamu butuhkan.
Dari sisi developer atau development team, mereka tahu apa yang owner dan juga user butuhkan sehingga waktu serta tenaga mereka tidak sia-sia dalam membuat software. Pada intinya, dengan metode agile ini, pengembangan software menjadi lebih efisien.
Oleh karena itu, pembelajaran yang diadakan di program studi Ilmu Komputer Sampoerna University akan membantu lulusannya akan mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan ide-ide baru dalam komputasi.
Program ini mencakup berbagai macam, mulai dari landasan teori dan algoritmik hingga pengembangan di bidang baru seperti robotika, visi komputer, sistem cerdas, bioinformatika, dan lainnya.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna University silakan mengisi data di bawah ini.
Referensi
Niagahoster