Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah design sprint. Apalagi jika kamu memang berada di dunia startup. Istilah yang satu ini sangat lekat dengan dunia per-startup-an.
Sebenarnya, bukan hanya perusahaan startup saja yang menerapkan metode yang satu ini. Para pengusaha biasa yang mungkin tidak ada hubungannya dengan produk teknologi juga bisa menggunakan metode design sprint. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan mereka yang bergerak di dunia startup yang menerapkan metode ini.
Lalu, apa itu design sprint? Bagaimana cara menerapkannya dan mengapa kamu perlu tahu metode ini?
Kelebihan Menggunakan Design Sprint Map
Sebelum membahas mengenai manfaat atau kelebihan dari design sprint, perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan design sprint. Secara sederhana, ini merupakan metode yang diterapkan dalam membuat desain atau prototype produk sebelum akhirnya di launching.
Di dalam metode ini, kamu harus membuat apa yang disebut dengan design sprint map. Ini merupakan kerangka bekerja di mana kamu harus menyiapkan desain yang mungkin baru setengah jadi dalam kurun waktu 5 hari.
Namanya saja sprint yang artinya lari cepat. Jadi, kamu harus lari begitu cepat untuk bisa membuat sebuah produk atau desain yang nantinya akan kamu jual. Dan desain awal tersebut harus disiapkan dalam kurun waktu 5 hari.
Mungkin ada dari kalian yang bertanya “Mengapa 5 hari?” Ini menjadi salah satu kelebihan dari design sprint. Metode ini membuat kamu lebih produktif dan menggunakan waktu semaksimal mungkin.
Salah satu kendala yang dialami oleh pengusaha atau pendiri startup adalah lamanya waktu dalam melakukan eksekusi dari sebuah ide. Karena itulah terkadang ide sudah diterapkan oleh kompetitor. Jika ini juga yang kamu alami selama ini, ada baiknya kamu terapkan design sprint.
Selain itu, ada juga kelebihan lain. Karena hanya butuh waktu 5 hari, kamu bisa segera tahu apakah produk yang kamu buat sesuai dengan kebutuhan konsumen atau tidak. Pasalnya, di hari ke 5 dalam design sprint map, kamu akan langsung mendapatkan feedback dari calon konsumen. Feedback itulah yang menjadi keputusan apakah kamu akan meneruskan bisnis atau kamu harus melakukan revisi.
Dari penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa design sprint adalah metode yang membuat Anda lebih efektif dalam memanfaatkan waktu dalam memulai sebuah bisnis sekaligus memastikan produk yang kamu buat sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Jadi, sudah siap untuk belajar bagaimana membuat design sprint ini?
5 Tahap Membuat Design Sprint
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dibutuhkan waktu 5 hari jika kamu ingin menerapkan metode ini. Dan itu artinya ada 5 tahap yang mana setiap hari kamu harus melewati satu tahap. Apa saja itu?
Understand
Di hari pertama, kamu harus menelaah secara mendalam untuk mengetahui dan memahami secara penuh apa yang akan dibuat. Apalagi jika kamu memiliki tim yang terdiri dari beberapa orang. Dibutuhkan kesamaan pemahaman serta persepsi mengenai produk yang akan dibuat.
Mengapa tahap understanding ini membutuhkan waktu 1 hari? Ada kemungkinan terjadi perdebatan sengit dalam tim. Misalnya saja diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi dan apakah produk yang akan dibuat benar-benar menjadi solusi atas permasalahan tersebut atau tidak.
Setiap anggota tim mungkin memiliki perspektif tersendiri mengenai solusi atau mengenai produk. Harus ada diskusi yang membuat semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama. Ini sangat penting agar di hari-hari berikutnya, tidak ada perbedaan yang membuat design sprint ini akan terkendala. Produk pun akhirnya gagal dibuat.
Diverge
Apa yang dimaksud dengan diverge? Ini artinya mengembangkan. Di tahap ini, setiap anggota harus mengeluarkan ide atau gagasan mengenai produk yang akan dibuat. Meskipun itu ide yang masih bersifat kasar, silakan saja. Semua anggota diminta untuk mengeluarkan apa yang ada di otak mereka.
Dengan adanya ide-ide dari setiap anggota tim yang mungkin berbeda tersebut, diharapkan ada hal yang lebih nyata dan sangat mungkin untuk diaplikasikan. Ini tujuan dari tahap kedua ini.
Decide
Di hari kedua, tim sudah mendapatkan banyak ide. Di hari ketiga, mereka berkumpul untuk memutuskan mana ide terbaik yang akan dilakukan. Biasanya, ini dilakukan dengan sistem voting. Dari voting tersebut, akan muncul mana pilihan terbanyak. Ide itulah yang akan diimplementasikan.
Prototype
Prototype merupakan desain awal yang mungkin masih kurang matang. Hanya saja, ini sudah berupa produk yang memiliki usabilitas sesuai dengan yang diinginkan. Ketika prototype ini dianggap bagus, maka ini akan diluncurkan.
Validate
Sudah siap produk yang menjadi prototype? Jika sudah, tahap berikutnya adalah validate. Ini merupakan tahap di mana produk akan diujikan ke masyarakat secara langsung. Memang produk belum sempurna. Biasanya, produk belum terlihat menarik. Akan tetapi, tujuannya adalah untuk memastikan apakah produk bisa membantu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau tidak. Jadi, titik fokusnya ada pada fitur yang ada di produk. Itu yang diujikan.
Itulah 5 tahap membuat design sprint map. Sudah siap untuk praktik?
Pentingnya Memiliki Sprint Master
Siapa itu sprint master? Singkatnya, ia adalah orang yang benar-benar mengerti apa itu design sprint dan bagaimana penerapannya. Mungkin kamu sudah merasa paham setelah membaca 5 tahap tersebut di atas. Namun, akan lebih baik jika kamu melibatkan orang yang tidak hanya paham tapi juga sudah memiliki pengalaman membuat design sprint.
Mengapa demikian? Seorang sprint master tidak hanya yang tahu metode ini tapi juga yang mengarahkan mulai dari penerapan tahap pertama hingga tahap kelima. Ia menjadi problem solver, penanggungjawab, sekaligus pengambil keputusan jika terjadi hal yang sulit untuk diputuskan.
Nah, itulah yang perlu kamu ketahui mengenai design sprint. Mungkin ini terdengar berat karena kamu harus fokus membuat desain awal hanya dalam waktu 5 hari.
Namun, kamu harus tahu ini metode yang sudah diterapkan di perusahaan besar dunia seperti Microsoft, Google, dan Stack. Kamu bisa cari contoh design sprint dari perusahaan yang sudah berhasil menerapkan metode ini. Jadi, kamu akan semakin paham bagaimana penerapannya.
Agar lebih memahami mengenai design sprint, kamu bisa mempelajarinya di program studi Sistem Informasi Sampoerna University. Di program studi ini, mempersiapkan lulusan untuk bekerja di berbagai sektor yang mengintegrasikan solusi teknologi informasi dan proses bisnis untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bisnis dan organisasi.
Integrasi Sistem Informasi yang efektif memungkinkan dan memberdayakan organisasi untuk mencapai tujuan mereka dengan cara yang efektif dan efisien. Lulusan Sistem Informasi kami diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa di sektor Sistem Informasi, khususnya di sektor e-commerce, Big Data, Ilmu Data, dan Keamanan Informasi.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna University silakan mengisi data di bawah ini.
Referensi
Niagahoster