Artikel,
Edukasi,
Seperti diketahui, setiap penelitian pasti akan membutuhkan objek yang akan diteliti, entah dalam bentuk manusia, perusahaan, lembaga, dan lain sebagainya. Salah satu jenis pengambilan sampel yang umum dilakukan dalam penelitian adalah teknik purposive sampling.
Artikel ini akan membahas mengenai teknik pengambilan sampel jenis purposive sampling. Namun, sebelum mengetahui apa itu purposive sampling alangkah lebih baik jika kita memahami lebih dulu gambaran dari pengambilan sampel secara umum.
Pengambilan sampel adalah salah satu tahapan dalam penelitian untuk mengambil data dari objek penelitian. Berdasarkan tekniknya, pengambilan sampel terbagi menjadi dua macam, yaitu random sampling (acak) dan non random sampling (tidak acak).
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memperhatikan kriteria atau ciri-ciri khusus dari objek penelitian untuk mendapatkan hasil yang relevan. Sesuai dengan namanya, teknik ini dilakukan secara acak. Teknik random sampling juga masih terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Baca juga: Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Tujuan, dan Macamnya
Sedangkan teknik non-random sampling adalah kebalikan dari random sampling dimana pengambilan data ditetapkan dengan berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri tertentu agar mendapatkan sampel yang sesuai dengan penelitian. Sama seperti random sampling, teknik non-random sampling juga terdapat beberapa jenis, yaitu:
Random Sampling | Non-random sampling |
Semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. | Tidak semua populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel. |
Sampel mewakili populasi sehingga bisa digeneralisasikan dengan populasi. | Sampel tidak mewakili semua populasi sehingga tidak bisa digeneralisasikan. |
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa purposive sampling merupakan salah satu jenis dari non-random sampling. Jadi purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara memberikan penilaian sendiri terhadap sampel di antara populasi yang dipilih. Penilaian itu diambil tentunya apabila memenuhi kriteria tertentu yang sesuai dengan topik penelitian.
Kelebihan dari purposive sampling ini adalah waktu yang digunakan lebih efektif, tetapi kelemahannya adalah sampel berpotensi tidak mewakili populasi yang dipilih untuk diteliti.
Menurut Dana P. Turner, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan ketika peneliti sudah punya target individu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian.
Menurut Bernard, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menghakimi sampel dengan sengaja sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan.
Notoatmodjo menjelaskan bahwa teknik purposive sampling dilakukan atas dasar pertimbangan dari peneliti terhadap populasi. Pertimbangan itu seperti sifat dan ciri dari populasi.
Menurut Sugiyono, purposive sampling merupakan teknik pengambilan data dengan menentukan sampel yang sudah dipertimbangkan.
Purposive sampling adalah teknik yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu, bukan berdasarkan strata, daerah, tetapi berdasarkan tujuan dari penelitian.
Arikunto mengatakan bahwa purposive sampling merupakan teknik pengambilan data dengan berdasarkan pertimbangan tertentu bukan secara acara untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisinya, tujuan utama dari penggunaan purposive sampling adalah untuk mencari sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan secara khusus oleh peneliti.
Selain itu, tujuan dari purposive sampling adalah untuk menjelaskan suatu permasalahan secara jelas karena sampel yang mewakili memiliki nilai representatif. Sehingga tujuan utama penelitian dapat terpenuhi.
Purposive sampling ini merupakan teknik sampling yang cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, sebab peneliti kemungkinan besar sudah tahu kualitas dari informan atau responden sehingga penelitian pun juga akan semakin valid.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar purposive sampling tetap valid untuk digunakan. Di antaranya:
Ada beberapa rumus yang perlu dipahami ketika menggunakan purposive sampling, rumus itu antara lain:
Purposive sampling ini masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Sampel heterogen bergantung penuh pada penilaian peneliti untuk menyeleksi data yang memiliki karakter berbeda-beda.
Sampel homogen merupakan sampel yang dipilih karena memiliki karakteristik yang sama di dalam populasi.
Sampel kasus khusus adalah pengambilan sampel dengan tujuan untuk mengamati fenomena yang dianggap sebagai sampel biasa di dalam populasi.
Kasus ekstrim maksudnya adalah pengambilan sampel untuk mengamati fenomena yang jarang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
Kasus kritis merupakan pengambilan sampel yang berasal dari kasus-kasus penting yang terjadi di dalam masyarakat sehingga dibutuhkan untuk penelitian.
Populasi total adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mencari tahu seluruh populasi yang mempunyai karakteristik yang sama.
Jenis ini adalah teknik pengambilan sampel yang diambil dari seluruh populasi yang memiliki kesamaan, terutama pada keahlian tertentu.
Kelebihan | Kekurangan |
Tujuan dari penelitian cenderung mudah tercapai. | Tidak menjamin dapat mewakili populasi. |
Efisien | Tidak bisa digeneralisasikan ke populasi. |
Efektif untuk mengeksplorasi situasi yang lebih bersifat kemasyarakatan. | Sulit digunakan pada bidang tertentu. |
Teknik yang bisa menggunakan sumber data primer. | Rentan terjadi kesalahan karena penilaian sampel berasal dari peneliti sepenuhnya |
Cenderung mudah dilakukan. |
Ada beberapa langkah yang ditempuh untuk mengambil sampel dengan teknik purposive sampling, yaitu:
Misalnya ketika ada penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Gaji Staf yang Diberikan Perusahaan X terhadap Kepuasan Bekerja di Perusahaan X”.
Jadi peneliti ingin mencari tahu tingkat kepuasan kerja dari perusahaan X berdasarkan gaji yang diterima setiap bulan. Namun, karena karyawan di perusahaan X jumlahnya 500 orang maka peneliti akan memilih sampel dengan teknik purposive sampling.
Peneliti memiliki kriteria-kriteria sampling seperti berikut ini:
Dari populasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan menggunakan purposive adalah 100 orang.
Demikian penjelasan mengenai purposive sampling. Biasanya, metode ini dilakukan saat melakukan penelitian. Seperti yang dilakukan di Sampoerna University yang secara aktif mendorong kegiatan penelitian sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia.
Oleh karena itu, Sampoerna University membentuk unit Center for Research and Community Service (CRCS) di bawah Kantor Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk memfasilitasi dan mengelola kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat yang dilakukan di fakultas.
Referensi
Statistikian – Purposive Sampling adalah