Pernah mendengar istilah technopreneur? Sederhananya, ini merupakan sebutan dari pebisnis yang mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi mutakhir.
Kemunculannya tidak bisa dilepaskan dari sumber daya dan pengetahuan di masa kini. Dengan bekal kecanggihan teknologi, bisnis yang dikembangkan bisa mengalami pertumbuhan yang semakin membanggakan.
Sebagai pebisnis, pemanfaatan teknologi sudah seharusnya dipertimbangkan. Setidaknya, pebisnis perlu mengembangkan usahanya agar bisa bersaing di era teknologi seperti sekarang. Setidaknya, inovasi yang berbasis teknologi memungkinkan bisnis terlihat lebih menonjol. Pada akhirnya, bisnis akan mengalami kemajuan dan memberikan hasil terbaik bagi pelakunya.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara menjadi pebisnis tersebut? Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya ialah belajar di fakultas bisnis Sampoerna University. Tetapi sebelumnya, mari kenali apa itu technopreneur, tujuan hingga contohnya.
Pengertian dari Technopreneur?
Istilah ini berasal dari dua kata. Yakni, technology dan entrepreneur. Secara tidak langsung, technopreneur adalah seseorang yang menjalankan bisnisnya di bidang teknologi.
Orang tersebut memiliki kemampuan bisnis dan memahami wawasan yang luas mengenai teknologi. Kemudian, kemampuan ini dikombinasikan untuk membuat sebuah produk atau layanan.
Tentu saja, bisnis ini cocok sekali untuk diterapkan oleh generasi baru. Karena, generasi inilah yang memiliki peluang sangat besar lantaran memiliki pemahaman tentang teknologi serta lebih inovatif.
Terobosan baru dalam berbisnis ini akan membawanya pada kemajuan. Bahkan, bisa menjadi salah satu pebisnis handal yang mampu bersaing sehat di kemajuan zaman.
Jika ditarik kesimpulan, arti technopreneur adalah pengusaha yang mengembangkan bisnisnya berbasis teknologi. Tentu saja, ini berbeda dengan entrepreneur pada umumnya.
Letak perbedaannya ada pada fokus, motivasi dan produk yang dihasilkannya. Contohnya fokus dari entrepreneur hanya mengembangkan inovasi dengan harapan bisa menciptakan peluang usaha.
Sementara fokus dari technopreneurship lebih mengedepankan pada menciptakan suatu bisnis yang menggunakan integrasi teknologi. Yakni, bisnis yang cocok dikembangkan di era modern.
Adapun motivasi dari technopreneurship lebih revolusioner. Karena mengubah kebiasaan yang sudah ada. Sementara entrepreneur motivasinya mencari peluang sebanyak mungkin untuk meningkatkan revenue.
Untuk produknya juga berbeda. Seorang technopreneurship selalu menekankan teknologi di setiap pengembangan produk. contohnya adalah membuat aplikasi untuk memudahkan pelanggan dalam memesan produk
Sebaliknya entrepreneur lebih mengedepankan pada kualitas produk yang mana tidak diimbangi dengan pemanfaatan teknologi. Contohnya adalah bisnis kerajinan tangan.
Tujuan Technopreneurship
Secara umum, tujuan utama menjadi technopreneurship adalah memaksimalkan potensi bisnis dengan mengintegrasikan kecanggihan teknologi. Adanya pemanfaatan teknologi dapat meringankan beban pekerjaan manusia. Adapun rincian tujuannya sebagai berikut:
-
Menyelesaikan Masalah di Sekitar Kita
Bisnis yang mengedepankan pada integrasi teknologi jelas membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di sekitar. Adanya solusi inilah yang membuat bisnis bisa diterima.
Setidaknya, para pelanggan akan merasa dipermudah dengan keberadaan teknologi tersebut. Contohnya memesan makanan melalui sebuah aplikasi.
-
Mendorong pada Kemajuan Teknologi
Tujuan lainnya adalah mendorong pada perkembangan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya. Tentunya, kemajuan ini memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkannya dalam menangani masalah/keluhannya.
Selain itu, kemungkinan hadirnya teknologi baru pun akan muncul. Pada akhirnya, berbagai masalah dapat dipecahkan dengan mudah.
-
Menciptakan Kesempatan Kerja yang Lebih Luas
Keberadaan dari bisnis berbasis teknologi bisa menjadi solusi untuk membuka peluang baru di dunia kerja. Artinya, masyarakat memiliki peluang kerja di bisnis ini sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di suatu negara.
-
Mendongkrak pada Perekonomian Negara
Lahirnya berbagai bisnis yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja tentunya akan meningkatkan pendapatan dari negara. Contohnya adalah memperoleh pendapatan dari penerapan pajak.
3 Contoh Technopreneur
Banyak contoh technopreneur yang bisa menjadi inspirasi bagi calon pebisnis baru. Kamu bisa mengambil contoh dari nama-nama pengusaha yang telah melejit dengan inovasinya di dunia teknologi. Berikut ini 3 tokoh yang bisa dicontoh:
Siapa yang tidak kenal Elon Musk. Pebisnis satu ini memiliki popularitas yang sangat menonjol di dunia teknologi.
Pebisnis ini menjadi salah satu technopreneur sukses. Mengawali bisnis di tahun 1995 dengan mendirikan perusahaan software web Zip2. Bisnisnya terus berkembang hingga membangun Tesla, SpaceX dan lain sebagainya.
Mark sudah membuat program messaging sejak usia 12 tahun. Kemudian, kemampuannya ditingkatkan hingga membuat website sosial media di tahun 2004.
Mark memulainya dengan memanfaatkan websitenya pada teman mahasiswanya di Harvard. Kemudian, berkembang menjadi Facebook yang dikenal seluruh dunia.
Dari ranah tanah air ada Nadiem Makarim. Nadiem mengawali bisnis setelah melihat kegelisahan dari banyaknya pengemudi ojek yang menunggu terlalu lama. Kemudian, Nadiem mengembangkan sebuah layanan dalam bentuk perusahaan Gojek yang dikenal saat ini.
5 Cara Menjadi Technopreneur Sukses
Setiap orang memiliki peluang untuk sukses di bisnis yang ditekuninya. Jika kamu tertarik menjadi technopreneur, miliki beberapa hal berikut:
-
Kepekaan Terhadap Masalah dan Kritis dalam Berpikir
Cari tahu mengenai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Masalah ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Setelah menemukannya, cobalah untuk berpikir kritis. Yakni, berpikir mengenai solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut.
-
Perluas Pengetahuan tentang Teknologi
Belajarlah hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Contohnya adalah bahasa pemrograman yang memungkinkannya untuk diterapkan dalam bisnis.
Dari pembelajaran ini, kamu bisa membuat sebuah aplikasi yang berguna untuk menunjang bisnis. Nantinya, aplikasi inilah yang akan mempermudah masyarakat dalam memanfaatkannya.
-
Pertinggi Jiwa Kewirausahaan
Meningkatkan jiwa kewirausahaan sangat penting bagi pebisnis. Kamu perlu mengasahnya setiap saat.
Kamu bisa memikirkan sebuah ide yang berkaitan dengan inovasi pemecahan sebuah masalah. Kemudian, berani mengambil resiko dengan merealisasikannya.
-
Susunlah Rencana Bisnis yang Rapi
Kamu juga perlu menyusun sebuah rencana untuk menjalankan bisnis tersebut. Rencana bisnis ini akan menjadi acuan mengenai langkah yang akan diambil.
Tentunya, rencana tersebut akan membuat kamu lebih mudah dalam mengetahui alur pengoperasian bisnis. Dengan begitu, kamu tidak salah jalan sehingga bisnis lebih mudah berkembang.
-
Buat dan Matangkan Strategi Marketing
Ketika rencana bisnis telah dibuat, kamu tinggal mematangkan strategi pemasarannya. Kematangan dari strategi ini memungkinkan produk yang dikeluarkan lebih mudah dalam menjangkau pasar.
Saat ini, technopreneur akan menjadi pilihan terbaik untuk generasi muda dalam mengembangkan bisnis. Karena, potensi keberhasilan dari bisnis dengan integrasi teknologi ini sangat tinggi lantaran dibutuhkan oleh masyarakat modern.
Untuk itu, agar pengelolaan bisnis bisa lebih matang dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini, kamu bisa mempelajarinya di fakultas Bisnis Sampoerna University yang dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan individu yang cakap dan terlatih untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor manajemen bisnis, perbankan dan jasa keuangan di Indonesia.
Program akademik dalam Fakultas Bisnis dirancang untuk memenuhi kurangnya talenta bangsa dalam sektor ini dan memastikan bahwa semua mahasiswa kami sanggup bersaing untuk pekerjaan di dalam maupun luar negeri.
Informasi lebih lanjut seputar akademik, program yang ada di SU, informasi beasiswa dan lainnya dapat mengisi form dibawah ini dan tim admisi kami akan menghubungi segera.
Referensi:
Quipper