Artikel,
Kecerdasan seseorang terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya kecerdasan intelektual atau dikenal dengan IQ kemudian kecerdasaan emosional atau EQ dan kecerdasan spiritual atau SQ. Seseorang dengan kecerdasan yang tinggi dianggap mampu menjadi orang yang bisa menyelesaikan masalah dengan baik dan cenderung mudah beradaptasi dengan situasi baru.
Meski demikian kecerdasan tidak hanya terpaku dalam kecerdasan intelektual, namun banyak kecerdasan lain. Bahkan yang saat ini menjadi bahan perbincangan banyak orang, yakni kecerdasan terkait rasa emosional seseorang. Jika tak cukup mampu dalam mengatasi kondisi ini, maka kecerdasan yang tersebut akan membawa diri dalam kondisi yang tidak cukup baik.
Apa itu kecerdasan emosional bukan sebagai lawan dari kecerdasan intelektual, kedua hal ini seharusnya bisa dikembangkan secara seimbang. Kecerdasan sosial adalah sesuatu yang biasanya lebih memengaruhi kehidupan sosial yang muncul. Karena saat menjalani kehidupan sosial dan bertemu dengan manusia lain, dalam hal ini pengendalian emosi sangat dibutuhkan.
Semakin baik bisa melakukan pengelolaan terhadap emosi, maka sebaik seseorang itu juga diterima di lingkungan masyarakat. Dalam mengembangkan kecerdasan ini, harus dimulai sejak dini karena para orang tua harus memahami pentingnya bekal untuk anak dengan keterampilan intelektual yang dibutuhkan untuk bisa bergabung dengan lingkungan.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengatur emosi, menjaga dan memilih cara dalam pengungkapkan lewat kesadaran diri, pengendalian diri, empati, motivasi dan keterampilan sosial. Meski tidak terkenal seperti kecerdasan intelektual, namun kecerdasan tersebut memberi perasaan empati dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Komponen pertama adalah kesadaran diri yang artinya merupakan kesadaran dimengerti, mengenal bagaimana keadaan dirinya sendiri. Yang dimaksudkan adalah kesadaran di mana seseorang itu mampu memahami emosi yang terdapat di dalam dirinya sendiri karena menjadi aspek terpenting dalam kecerdasan ini.
Komponen kedua adalah membentuk regulasi diri, regulasi berkaitan sebagai pengaturan dalam hal ini yang dimaksud adalah individu yang harus memiliki pengaturan emosional yang baik. Jika mampu menyadari adanya emosi dalam diri, kemudian memunculkan dampak bagi orang lain dalam kinerja yang dimilikinya, kecerdasan emosional mengelola emosi dan mengaturnya.
Menjadi aspek terpenting dalam kecerdasan tersebut yaitu kemampuan berinteraksi sosial dengan baik. Sejatinya pemahaman emosional tak hanya melibatkan dalam pemahaman emosi diri sendiri, melainkan lewat emosi orang lain dan ini akan membantu dalam pembentukan kecerdasan emosi yang semakin tinggi.
Empati menjadi salah satu komponen dari kecerdasan emosi, diartikan sebagai kemampuan diri dalam memahami perasaan orang lain dan sangat penting bagi pengembangan kecerdasan emosi. Empati membentuk pemahaman terkait perasaan emosional yang tengah dirasakan orang lain atau dalam hal ini adalah lawan bicara.
Kunci dalam membentuk kecerdasan ini adalah motivasi dalam diri sendiri, orang cerdas secara emosional cenderung memiliki motivasi di luar motivasi eksternal. Termasuk seperti keinginan untuk mendapatkan ketenaran, pujian, uang banyak hingga pengakuan dari orang lain atau kelompok masyarakat.
Baca juga: Pengertian Interpersonal Skill, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya
Usai mengetahui komponen-komponen dari contoh kecerdasan emosional, hal selanjutnya adalah harus memahami mengenai ciri-ciri yang memiliki kecerdasan ini. Terdapat beberapa ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional, ciri ini sangat penting untuk diketahui agar mudah dalam mengetahui, berikut di antaranya ciri-ciri kecerdasan emosional menurut para ahli.
Level kecerdasan tersebut bisa berpengaruh pada bagaimana cara mandiri seseorang dalam belajar, hingga mendapatkan prestasi. Dan cenderung adanya peningkatan, karena kecerdasan ini sangat berpengaruh pada bagaimana seseorang membawakan pribadi dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang dengan kecerdasan rendah akan cenderung menolak untuk mendengar apa yang diungkap orang lain. Lebih sering untuk berdebat dalam membenarkan apa yang diyakini benar, bahkan sampai menyalahkan bukti yang dilontarkan orang lain. Pada dasarnya harus menang dengan apapun caranya.
Orang dengan kecerdasan rendah tak mampu memahami perasaan orang lain, cenderung merasa terkejut jika teman kerja tidak menyukai mereka. Selain itu mereka yang memiliki kecerdasan emosional ini merasa terganggu jika orang lain mengharapkan mereka untuk bisa memahami perasaan mereka.
Banyak orang dengan kecerdasan emosi rendah karena tak mengetahui hal apa yang pantas untuk diucapkan. Pada umumnya kebanyakan mereka gagal dalam memahami waktu dan keadaan yang tepat untuk menjelaskan situasi dan kondisi terhadap sesuatu dan untuk dapat meluapkan perasaan emosional mereka.
Orang dengan kecerdasan emosional rendah cenderung akan mendapat wawasan yang sedikit, biasanya terkait dengan bagaimana emosi yang kemudian menimbulkan masalah. Terdapat satu hal yang tidak bisa dilakukan orang dengan kecerdasan rendah dengan bertanggung jawab terkait tindakan yang dilakukan.
Orang dengan kecerdasan emosional yang rendah dapat memiliki indikator ketidaknyamanan dalam mengatasi situasi untuk muatan emosi di dalamnya. Sulit untuk memahami emosi, apalagi yang kuat dari orang itu sendiri maupun orang lain dengan kecerdasan emosional yang rendah. Pada umumnya menyembunyikan emosi dan cenderung menjauh dari situasi.
Memiliki kemampuan untuk mengatur emosi membuat mereka sulit memahami dan untuk bisa mengontrol emosi. Secara reaktif akan melakukan penyerangan jika sedang marah, bahkan tanpa memahami apa yang membuat merasakan munculnya emosi. Bahkan emosi yang ada bisa sampai meledak-ledak jika sudah tak tertahankan.
Orang-orang dengan kecerdasan emosional pada umumnya suka mendominasi suatu pembicaraan, ciri-ciri tidak memiliki kecerdasan secara emosional dalam dirinya. Sering mengajukan pertanyaan untuk orang lain dan muncul seperti jelas sekali ketika mendengarkan pembicaraan tersebut terjadi.
Jika ingin meningkatkan kecerdasan emosional, harus memahami perasaan yang dirasakan oleh orang lain. Langkah pertama dalam memahami perasaan orang lain adalah dengan memperhatikan dan mendengarkan. Kemudian mencoba meluangkan waktu untuk mendengarkan apa yang orang lain rasa, tak hanya lewat obrolan tetapi juga sikap.
Dalam memahami emosi pada bagian yang sangat penting, karena harus menempatkan diri sebagai orang lain dan benar-benar mengerti terkait sudut pandang orang lain. Hal inilah yang membuat manusia dikenal dengan memiliki perasaan empati terhadap orang lain, membayangkan perasaan mereka dalam situasi tertentu.
Pertama-tama adalah merasakan emosi, sebagai tahapan yang berada di dalam kemampuan dan memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi emosi yang dirasakan. Mulai dilihat dari wajah atau gesture, kemudian kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan mudah ketakutan yang biasa dikenal sebagai kemampuan merasakan emosional.
Langkah kedua berkaitan dijalankan setelah mampu merasakan emosi, menyampaikan bahwa pada dasarnya manusia memiliki kemampuan dalam memberi fasilitas terhadap pikiran. Cara ini dilakukan dengan emosi yang mereka rasakan, meskipun kemampuan yang ada sebagai cara memanfaatkan informasi secara emosional dan meningkatkan pemikiran secara langsung.
Memahami emosi merupakan kemampuan manusia yang sangat bermanfaat untuk memahami informasi emosi suatu hubungan. Termasuk perubahan emosi ke emosi lainnya, selain itu juga terdapat dalam informasi serta pemahaman emosi itu sendiri. Adanya rasa bahagia akan membawa dorongan keinginan bergabung ke orang lain, termasuk adanya rasa marah.
Pengelolaan emosi menjadi langkah terakhir dari adanya tahap-tahap kecerdasan emosional, tahapan terakhir ini hanya dapat dilakukan ketika seseorang sudah memiliki kemampuan dalam memahami emosi.
Emosi dan suasana hati secara sistematis dapat bermanfaat dalam upaya pemecahan masalah yang ada. Emosi pada dasarnya merupakan perubahan yang menjadi fasilitas dalam pembentukan beberapa rencana di masa depan. Yang kedua adalah emosi positif yang ada menjadikan adanya sekelompok memori mampu membuat materi kognitif yang lebih menyatu.
Adanya emosi juga membantu seseorang keluar dari sebuah proses dan lebih fokus pada diri kebutuhan yang pada dasarnya lebih mendesak dan memunculkan kecerdasan emosi bisa digunakan. Emosi dan suasana hati membantu peneliti dengan adanya dampak positif, berupa kebahagiaan hingga pemecahan masalah yang lebih kreatif.
Demikian penjelasan mengenai kecerdasan emosional, mulai dari pengertian, komponen, ciri-ciri hingga manfaat yang diberikan kecerdasan emosional. Sampoerna University menyelenggarakan program pendidikan langsung di bawah lisensi dan otoritas berkredensial dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Sampoerna University didirikan dengan tujuan yang jelas dalam memenuhi standar nasional dan internasional. Keunikan Sampoerna University dalam memenuhi syarat untuk memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat lewat pendidikan. Sampoerna University merupakan lembaga pendidikan bagian dari Sampoerna Schools Systems Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna University silakan mengisi data di bawah ini.
[formidable id=8]
Referensi