Dalam Ilmu Ekonomi, dikenal dengan yang namanya barang inferior atau inferior goods ketika membahas tentang jenis-jenis barang. Barang inferior adalah barang
yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari, meski kadang tak sadar jika barang tersebut adalah sebuah barang inferior.
Jadi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan barang inferior dan apa contoh barang inferior
? Simak selengkapnya dalam penjelasan berikut ini!
Pengertian Barang Inferior
Jika dalam soal ujian sekolah maupun di perguruan tinggi ada pertanyaan terangkan mengenai barang inferior
! Jawaban dari pertanyaan ini bisa berupa jawaban panjang maupun jawaban sederhana.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), barang berarti benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau berjasad). Sedangkan inferior berarti bermutu rendah. Artinya, dalam Bahasa Indonesia, barang inferior berarti segala jenis benda yang bermutu rendah.
Dalam Ilmu Ekonomi, barang tersebut
punya pengertian yang sedikit lebih kompleks. Barang inferior adalah barang
yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan konsumen. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena saat tingkat pendapatan konsumen rendah, tingkat permintaan terhadap produk tersebut akan meningkat.
Akan tetapi, saat tingkat pendapatan konsumen meningkat, permintaan produk tersebut akan turun karena konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan lebih memilih membeli produk lain yang lebih berkualitas, meski dengan harga yang lebih mahal.
Ini juga menunjukkan bahwa barang tersebut
punya kualitas minimal dan biasanya memiliki harga murah. Barang tersebut akan terasa sebagai pilihan terbaik saat konsumen memiliki pendapatan yang terbatas.
Elastisitas Barang Inferior
Penilaian tentang barang
ini tak pasti, artinya barang tersebut bisa bersifat inferior di suatu daerah, namun tak bersifat inferior di daerah lain. Salah satu cirinya punya angka elastisitas pendapatan kurang dari nol. Angka ini adalah besaran jumlah permintaan sebagai respons terhadap perubahan pendapatan.
Rumus untuk menghitung angka ini adalah:
Elastisitas Pendapatan = % Perubahan kuantitas permintaan : % Perubahan Pendapatan
Artinya, dari nilai tersebut, barang bisa dibagi menjadi beberapa jenis: barang normal, barang superior, dan barang inferior.
Barang normal sering disebut juga komoditas normal adalah barang yang jumlah permintaannya akan ikut meningkat bersama dengan peningkatan kondisi finansial konsumen. Artinya, barang normal adalah kebalikan dari barang inferior. Hal ini juga artinya tingkat elastisitas barang normal selalu positif alias lebih dari nol.
JIka pendapatan konsumen menurun, permintaan terhadap barang ini juga akan menurun. Contoh dari barang normal adalah barang-barang yang bersifat menjadi kebutuhan manusia dan istilah ini merujuk pada hubungan permintaan dan pendapatan, bukan pada kualitas barang.
Barang superior hanya akan memiliki permintaan yang meningkat saat konsumen pendapatannya meningkat, contoh nyatanya adalah barang-barang mewah. Sebenarnya, dilihat dari tingkat elastisitas, barang superior masuk ke dalam barang normal karena nilainya positif alias lebih dari nol.
Artinya, dalam barang normal, bisa dibagi lagi lebih dalam menjadi barang kebutuhan dan barang-barang mewah (barang superior).
Berbeda dengan dua barang sebelumnya, barang ini
punya nilai tingkat elastisitas di bawah nol alias negatif. Hal ini karena peningkatan pendapatan konsumen justru akan membuat permintaan barang ini menurun. Lalu, apa saja sebenarnya contoh nyata dari barang tersebut?
Baca juga: Disposable Income: Arti, Cara Menghitung, dan Tips Mengelola
Contoh Barang Inferior

Barang ini
bisa banyak ditemukan di kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Berikut ini adalah beberapa contohnya
:
-
Mobil Bekas
Jika punya pendapatan terbatas, mobil bekas menjadi pilihan dalam berkendara. Hal ini karena jika pendapatan meningkat, konsumen biasanya akan lebih memilih untuk membeli mobil baru.
-
Barang Imitasi
Barang imitasi adalah terobosan saat konsumen menginginkan suatu barang, tetapi tak mampu membeli barang aslinya. Dalam hal ini, jika kondisi keuangan konsumen meningkat, maka konsumen lebih memilih barang asli, dan permintaan terhadap barang imitasi menurun.
-
Transportasi Publik
Karena keterbatasan penghasilan, menggunakan transportasi publik bisa jadi pilihan untuk menghemat biaya, misalnya naik bus atau angkutan untuk berangkat dan pulang kerja. Jika memiliki penghasilan meningkat, konsumen mungkin akan memilih jenis transportasi umum yang lebih nyaman seperti taksi, ataupun bahkan membeli kendaraan pribadi.
-
Makanan Ekonomis
Makanan ekonomis adalah contoh
yang paling sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kopi bubuk saset akan ditinggalkan saat pendapatan meningkat digantikan kopi dari toko ternama. Begitu pula mie instan yang akan diganti dengan makanan mewah jika pendapatan meningkat dari restoran ternama.
Pengaruh Penurunan Harga terhadap Barang Inferior
Lalu bagaimana pengaruh penurunan dan kenaikan harga pada barang ini
? Untuk membahas hal ini perlu juga membahas tentang efek harga dalam Ilmu Ekonomi, terdiri dari efek substitusi dan efek pendapatan.
-
Efek Substitusi
Dalam efek substitusi, jika harga barang sedang naik, maka permintaan barang tersebut akan mengalami penurunan. Artinya, efek ini menghubungkan harga relatif dari dua buah barang yang saling terkait dan bersifat negatif alias permintaan barang akan selalu berlawanan dengan perubahan harga.
Dalam hal ini, konsumen akan beralih pada produk alternatif dengan harga yang dianggap lebih terjangkau jika terjadi kenaikan harga. Jika harga turun, maka permintaan akan meningkat, konsumen kembali dari produk pengganti atau subtitusi.
-
Efek Pendapatan
Dalam efek ini, jika harga produk turun, pendapatan konsumen akan meningkat, konsumen bisa membeli lebih banyak barang dengan jumlah uang yang sama. Begitu pula sebaliknya, jika harga naik, pendapatan konsumen menurun, uang tersebut hanya bisa membeli lebih sedikit barang. Lalu bagaimana dua efek ini berpengaruh terhadap barang normal dan juga barang inferior?
- Efek Harga pada Barang Normal
Pada barang normal, peningkatan pendapatan konsumen akan memberi peningkatan dalam permintaan barang normal. Artinya, barang normal punya korelasi positif dengan pendapatan.
- Efek Harga pada Barang Inferior
Jika harga barang ini
turun, maka efek pendapatan pada produk inferior akan menjadi negatif. Artinya, jika harga produk inferior menurun, akan meningkatkan pendapatan konsumen, lalu tingkat permintaan konsumen justru berkurang.
Karena efeknya negatif, saat harga barang ini
menurun, permintaannya juga akan menurun, karena konsumen mencari alternatif lain.
Demikian penjelasan lengkap tentang arti, jenis, dan efek harga terhadap barang inferior. Penjelasan lebih lengkapnya bisa didapatkan di mata kuliah yang ada di Fakultas Bisnis Sampoerna University.
Program akademik dalam Fakultas Bisnis dirancang untuk memenuhi kurangnya talenta bangsa dalam sektor ini dan memastikan bahwa semua mahasiswa sanggup bersaing untuk pekerjaan di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, mahasiswa di Fakultas Bisnis memiliki kesempatan belajar yang unik di luar negeri melalui kerja sama kami dengan universitas-universitas di Amerika Serikat. Mereka dapat memilih untuk belajar di luar negeri dan mendapatkan nilai yang bisa langsung masuk ke dalam SKS mereka di Sampoerna University.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna University silakan mengisi data di bawah ini.
Referensi
Wikipedia